Asal Mula Nama \"Sinabang\"
Menurut legenda, nama Sinabang berasal dari ucapan \"Si Navang\" dalam bahasa Simolol. \"Navang\" sendiri merujuk pada seorang tokoh legendaris yang dikenal sebagai pembuat garam di masa lampau. Ia berlokasi di daerah Babang, yang merupakan pintu masuk ke Teluk Sinabang. Konon, Navang memproduksi garam dengan cara membendung air laut di pantai Babang, kemudian mengeringkannya. Garam yang dihasilkan oleh Navang ini menjadi sangat terkenal dan dicari oleh masyarakat dari Ujung Panarusan hingga Lugu. Ketika masyarakat membutuhkan garam, mereka akan mengatakan hendak pergi ke \"Si Navang\". Seiring waktu, terjadi perubahan fonetik, di mana bunyi \'V\' pada \"Navang\" bergeser menjadi \'B\', sehingga menjadi \"Si Nabang\", dan kemudian lebih lanjut berkembang menjadi Sinabang.
Sebelum kedatangan Belanda, Sinabang hanyalah sebuah kampung kecil dengan sedikit penduduk. Laporan Van Lagen pada 25 Maret 1881 mencatat bahwa Sinabang hanya memiliki 15 rumah dengan sekitar 90 jiwa penduduk. Kedatangan Belanda (awal 1900-an): Sekitar tahun 1901, Belanda mulai menginjakkan kaki di Simeulue. Pada 1 Agustus 1900, raja-raja di Simeulue menyepakati perjanjian setia kepada pemerintah Belanda di Tapak Tuan. Selanjutnya, pada tahun 1903, Kolonial Belanda mengirim pasukan ke Sinabang untuk mengawasi jalannya pemerintahan di bawah kendali mereka. Pada Maret 1912, dibentuklah onder afdeeling Simeulue yang dikepalai oleh seorang Controleur yang berkedudukan di Sinabang. Ini menandai Sinabang sebagai pusat administratif di bawah pemerintahan kolonial. Pembukaan Pelabuhan di Sinabang oleh Belanda menjadi tonggak penting. Hal ini tidak hanya meningkatkan perdagangan antar-pulau tetapi juga membuka hubungan dagang dengan luar negeri, seperti Penang (Malaysia).
Komoditas perdagangan pada masa itu meliputi kayu, rotan, kopra, karet, pinang, dan ternak.Masa Kejayaan Pengolahan Kayu (sekitar 1917) Sinabang mencapai puncak kejayaannya ketika pengolahan kayu ditangani oleh Vereenigde Indische Boschexploitatie Maatschappijen (VIBEM). Perusahaan ini mendatangkan mesin-mesin besar dan menjadi salah satu perusahaan kayu terbesar di Asia saat itu. Hasil olahan kayu bahkan diekspor hingga ke Eropa, membawa dampak positif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Sinabang. Perluasan Perkebunan Karet Pada tahun 1934, perluasan penanaman karet secara besar-besaran dilakukan, dan usaha perkebunan ini cukup berhasil. Hasil karet di antar-pulaukan ke Padang dan Sibolga, bahkan diekspor ke Penang sebelum Perang Dunia II.
Sekitar Maret 1942, tentara Jepang memasuki Pulau Simeulue melalui pelabuhan Sinabang dan menjadikan kota ini sebagai pusat komando mereka. Status pemerintahan Simeulue saat itu disebut \"gun\" yang dikepalai oleh \"Guntyo\", di mana personalnya diangkat dari masyarakat pribumi Simeulue. Pulau ini menjadi strategis bagi Jepang, yang membangun sistem pertahanan militer dan memberikan pelatihan kemiliteran kepada penduduk setempat.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, status pemerintahan Pulau Simeulue berubah menjadi sebuah kawedanan dengan ibu kota di Sinabang. T. Raja Mahmud ditunjuk sebagai Wedana. Sejak itu, wilayah Simeulue berada di bawah wilayah Kabupaten Aceh Barat dengan ibu kota Meulaboh.
Peningkatan status Simeulue menjadi kabupaten merupakan hasil perjuangan panjang dan keinginan luhur masyarakat Simeulue sendiri. Tonggak sejarah perjuangan ini dimulai sejak Kongres Rakyat Simeulue pada tahun 1957. Dukungan dari Gubernur Aceh saat itu, Prof. Ali Hasjmi, juga turut memperkuat upaya ini. Akhirnya, pada tahun 1999, Simeulue resmi dimekarkan dari Kabupaten Aceh Barat dan menjadi sebuah kabupaten mandiri dengan Sinabang sebagai ibu kotanya.
Sebagai ibu kota Kabupaten Simeulue, Sinabang memegang peran sentral dalam segala aspek kehidupan di pulau ini yang terletak di bagian timur Pulau Simeulue, sekitar 150 km dari lepas pantai barat Aceh, dan berdiri kokoh di Samudera Hindia. Konsentrasi penduduk terbesar di Kabupaten Simeulue berada di Kecamatan Simeulue Timur, di mana Sinabang berada. Kecamatan ini mencakup hampir 30?ri total penduduk Simeulue. Seiring dengan perkembangan kota, banyak pendatang yang pindah ke Sinabang, termasuk penduduk dari kampung-kampung lain di Simeulue.